Sabtu, 18 Juli 2015
Kamis, 16 Juli 2015
IBU, ENGKAU PUJAAN KU DAN SEGALANYA BAGIKU
Assalamu’alikum Wr. Wb.
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَّا بَعْدُ
Hadirin semua yang
dirahmati Allah
Segala puji bagi Allah,
yang telah memberikan segala nikmatnya terus menerus, siang dan malam tanpa
perhitungan, yang maha terjaga, yang tidak pernah mengantuk dan tidak tidur,
yang maha hidup abadi dan maha memelihara semua makhluknya. Pemberian-Nya tidak terhitung
dan terkira, tak ada ungkapan syukur yang terucap dari Lisan sang hamba yang
lemah ini melainkan ucapan Al-Hamdulillahi robbil ‘alamin..
Sholawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita, Pujaan hati kita, kekasih hati ribuan
juta muslim di dunia, Muhammad bin Abdillah yang berbudi luhur dan mulia
nasabnya dengan semulia-mulia ucapan dan do’a baginya................ Allahumma
sholli wasallim wabarik alaih wa’ala ‘alaih.
Hadirin yang berbahagia
Islam adalah agama yang diridhoi Allah, penyempurna dan
menggantikan agama-agama sebelumnya yang wajib diikuti. Allah berfirman “Sesungguhnya
agama di sisi Allah ialah Islam.”
Dalam Al-Qur’an dalam hal berbuat baik pada sesama manusia Ibu
bapak adalah yang pertama kali, kemudian baru kerabat dan seterusnya termasuk
anak yatim dan fakir miskin (slahkan anda lihat QS. An-Nisa’ 36)
Hadirin yang dirahmati Allah, Berbicara tentang Ibu ada beberapa
poin yang perlu kita pahami :
Pertama; Nama Ibu adalah nama yang besar, pengorbannnya besar dan
kasihnya pun besar
Hadirin yang berbahagia, kita terlahir di dunia melalui perantaraan
orang yang mempunyai nama besar, mempunyai kasih sayang besar, mempunyai cinta
yang besar, pengorban yang besar. Ia tak tanggung-tanggung dengan semua
kebesarannya memelihara, merawat dan mengarahkan kita. Siapakah dia
saudara-saudara semua? Ibu....... ya benar IBU MU, IBU KITA, SEMUA IBU-IBU ANAK
MANUSIA ia adalah makhluk Allah yang diciptakan paling dekat dan paling nyambung
dengan hati kita.
Ia mempunyai nama yang besar dari semua sudut pandang, lihatlah Ibu
dijadikan Nama pusat kota yaitu Ibukota, maksudnya apa? Pusat adalah sentral, Ibu kita adalah sentral
kebaikan bagi kita seudaraku tercinta. Kalau kita bicara orang yang paling kasih
sayang pada kita, pusatnya adalah? ...Ibu. Kalau kita bicara suatu penghormatan
dalam agama, yang wajib pertama kali kita hormati adalah ?...Ibu. Kalau kita bicara suatu pengorbanan yang besar
terhadap diri kita pusatnya adalah? ....Ibu.
Semua Jawabnya adalah IBU!
Allah mencurahkan rahmatnya kepada kita melalui perantaraan ibu kita.
Pokoknya IBU adalah segala-galanya bagi kita, bagi seorang anak manusia didunia
ini.
Kedua; Al-Qur’an da Hadist Berbicara Tentang Ibu
Anda masih belum yakin dengan kenyataan kenyataan di atas, Allah menyebutkan
nama ibu dam memerintahkan berbuat baik kepadanya dalam firmannya “wabil
walidaini ihsana” dan kepada Ibu bapakmu berbuat baiklah, perintah ini
terdapat dalam 3 tempat yaitu pada Surat An-nisa ayat 36, Al-an’am ayat 151,
dan Al-isro’ 23....... Hadirin semua... jika Allah sendiri yang telalah
menyebut nama Ibu Bapak kita supaya kita berbuat baik kepadanya apakah pantas
jika kita mengingkarinya?........
Selain Allah mewahyukan dalam Al-Qur’an Nabi kita tercinta juga
memberikan penjelasan tentang ini sebaiknya kita simak perkataan beliau berikut
ini:
Dalam sebuah kisah; "Seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Wahai Rasulullah,
siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?" beliau
menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?"
beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "kemudian siapa
lagi?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi;
"Kemudian siapa?" dia menjawab: "Kemudian ayahmu." Hadis
ini sahih dan dimuat dalam kitab sahih bukhori dan muslim.
Ketiga: Keridoan Ibu Bapak adalah keridhoan Allah
Apa rahasia dibalik ini? Kita sebagi makhluk berakal seharusnya
berpikir, Cobalah sebentar anda sempatkan melihat kejadian-kejadian di sekitar
kita, adanya huru hara, pertengkaran,
pertikaian, permusuhan dan sifat-sifat jahat lainnya itu lahir karena
kedurhakaan terhadap orang tua. Logikanya kalau terhadap orang tua saja, orang yang telah menyayanginya sejak kecil
sudah berani durhaka, apa lagi pada orang lain yang tidak pernah menyayangi kita
sama sekali? Betul tidak...?
Maka Rasulullah dengan ini bersabda:
( رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ,
وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ )
“Keridloan Allah tergantung
kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan
orang tua.” (Riwayat Tirmidzi)
Hal ini perkara yang tidak dibantahkan, karena terbukti bahwa bakti
terhadap Ibu bapak termasuk sumber
kerukunan keluarga, dari situ akan tercipta kerukunan di sekelilingnya dan akan
terus meluas hingga lingkup kebangsaan. Jadi bakti kepada Ibu Bapak punya andil
besar dalam memperkokoh kemaslahatan umat manusia di dunia ini.
Keempat; Do’a ibu mustajabah, maka utamakanlah ibu
Ibu harus lebih diutamakan walaupun dalam kondisi yang sepenting
apapun urusan kita kalau soal ibu jangan dinomor duakan, ditundakan. Kita perlu
belajar dari sejarah dahulu ketika terjadi gencatan senjata dengan kaum Quraisy
datang ibu salah seorang sahabat yang mendatanginya (yang ketika itu masih
musyrik). Akan hal itu ia meminta pendapat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, ia bertanya, "Wahai Rasulullah, Ibuku mendatangiku karena rindu
padaku. Bolehkah aku menjalin silaturahmi dengan Ibuku?" Beliau menjawab:
"Ya, sambunglah silaturahmi dengan ibumu."
Anda bisa membayangkan sendiri betapa memuliakannya Islam terhadap
Ibu (wanita) bahkan keutamaan berjihad
di medan perang masih lebih utama mendatangi atau menjalin silaturahmi dengan
ibu, ada lagi kisah sang Juraij yang
sedang sholat dan ibunya memanggilnya kemudian ia mengabaikan berkali-kali
akhirnya ibunya mendoakan karena kesal“Ya Allah, janganlah Engkau matikan ia
sebelum ia bertemu dengan seorang wanita pelacur.” Dan itu pun terjadi
juraij berbuat zina, kisah lengkapnya
tentang juraij anda bisa melihat di kitab (shohih muslim-4625) Dan masih banyak
lagi kisah yang seseorang harus mengutamakan seorang ibu.
Keenam; Bahaya durhaka terhadap Ibu bapak
Wahai kaum muslimin takutlah untuk durhaka pada Ibu mu, ingatlah
dengan kisah Al-Qomah yang menderita ketik saat ajalnya tiba lantaran durhaka
pada ibunya, ingat pula kisah juraij, dan kisah-kisah nyata yang saring kita
dengarkan kisahnya saat ini. Durhaka yang kadangkala Allah menjatuhkan hukuman
kepada si durhaka secara langsung, namun yang jelas durhaka pada Ibu Bapak adalah bentuk perbuatan haram dan dosa besar.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda:
"Maukah aku ceritakan kepada kalian dosa besar yang paling besar?"
Yaitu tiga perkara, yaitu mensyirikkan Allah, mendurhakai kedua ibu bapak, dan
bersaksi palsu atau kata-kata palsu.” (MUSLIM - 126)
Hadirin yang berbahagia dalam berbakti kepada orang tua itu pun ada
Ilmunya Nah diantara contoh-contoh kebaikan terhadap orang tua adalah:
Senantiasa khidmat mendengar ucapan mereka, Berdiri ketika mereka
berdiri untuk menghormatinya, Menaati semua perintah mereka, Tidak berjalan
didepan mereka dengan tidak sopan, Tidak bersuara lantang kepadanya, atau membentak
meskipun dengan kata – kata “hus”, Lalu penuhi panggilanya walaupun sesibuk
apapun dirimu/ meskipun ketika kamu sedang ibadah mengaji Al-Qur’an atau sholat
sunah
Berusahalah bertutur dan bersuara yang menyenangkan hati mereka, bersikap
ramah ( tawadlu’) terhadap mereka, Jangan sekali-kali mengungkit kebaikan (berupa
pemberian apapun) yang telah diberikan kepada mereka, Jika memandang pandanglah
sepenuhnya jangan melirik kepada mereka karena itu akan menyinggung perasaannya,
Janganlah bermuka masam di hadapan mereka, dan jangan bepergian kecuali dengan
izin mereka.
Hadirin yang dirahmati Allah, Tentang kebaikan kepada orang tua
jika kita uraikan satu persatu maka pembahasannya akan sangat panjang, dan
tidak mungkin jika kita bahas dalam satu waktu, dari itu maka teruslah semangat
untuk menimba ilmu dari guru maupun dari majelis-majelis taklim.
Demikian yang saya sampaikan, apabila ada tutur kata, sikap yang
kurang berkenan di hati mohon ma’af sebesar-besarnya.
Usikum wanafsi bitaqwallah ihdinassyirotol mustakim,
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
"Cerita Sedih Mengharukan Tentang Cinta Ibu"
Ketika
kita lapar, tangan ibu yang menyuapi. Ketika kita haus, tangan ibu yang
memberi minuman. Ketika kita menangis, tangan ibu yang mengusap air
mata. Ketika kita gembira, tangan ibu yang
menadah syukur, memeluk kita erat dengan deraian air mata bahagia.
Ketika kita mandi, tangan ibu yang meratakan air ke seluruh badan, membersihkan segala kotoran. Ketika kita dilanda masal......ah, tangan ibu yang membelai duka sambil berkata, "Sabar nak, sabar
ya sayang. tapi
Ketika ibu sudah tua dan kelaparan, tiada tangan dari anak yang menyuapi. Dengan tangan yang gemetar, ibu menyuapkan sendiri makanan ke mulutnya dengan linangan air mata. Ketika ibu
sakit, dimana tangan anak yang ibu harapkan dapat merawat ibu yang sedang sakit?
Ketika nyawa ibu terpisah dari jasad. Ketika jenazah ibu hendak dimandikan, dimana tangan anak yang ibu harapkan untuk menyirami jenazah ibu untuk terakhir kali.
Tangan ibu, tangan ajaib.
Sentuhan ibu, sentuhan kasih, Dapat membawa ke
Surga Firdaus.
menadah syukur, memeluk kita erat dengan deraian air mata bahagia.
Ketika kita mandi, tangan ibu yang meratakan air ke seluruh badan, membersihkan segala kotoran. Ketika kita dilanda masal......ah, tangan ibu yang membelai duka sambil berkata, "Sabar nak, sabar
ya sayang. tapi
Ketika ibu sudah tua dan kelaparan, tiada tangan dari anak yang menyuapi. Dengan tangan yang gemetar, ibu menyuapkan sendiri makanan ke mulutnya dengan linangan air mata. Ketika ibu
sakit, dimana tangan anak yang ibu harapkan dapat merawat ibu yang sedang sakit?
Ketika nyawa ibu terpisah dari jasad. Ketika jenazah ibu hendak dimandikan, dimana tangan anak yang ibu harapkan untuk menyirami jenazah ibu untuk terakhir kali.
Tangan ibu, tangan ajaib.
Sentuhan ibu, sentuhan kasih, Dapat membawa ke
Surga Firdaus.
"Cerita Sedih Mengharukan Tentang Cinta Ibu"
Adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggalah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.
Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.
Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas.
Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah.
Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.
Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa kesana".
Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya.
Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.
Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.
pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.
Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama". Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna.
Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya" .
Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam- macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.
Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !".
Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.
Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."
Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.
Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi kekampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan kesekolah.
Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."
Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.
Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.
Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah.
Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."
Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik keatas mimbar.
Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata: "Oh Mamaku...... ......... ...!!!!"
Ada begitu banyak hikmah yang akan kita raih, termasuk team Tasik membara sendiri begitu tersentuh membaca cerita singkat tentang ibu tadi, yang sudah sepatutnya kita sadari bahwasanya jasa seorang Ibu / Mama berikut sang Ayah pun akan sangat besar terhadap kita (sebagai anaknya) yang melahirkan, menjaga, merawat kita hingga sebesar ini. Namun ironis, ada juga seorang anak yang dengan tega tak menghargai jasa-jasa Ibundanya, bahkan tega ada yang tega menghilangkan Nyawa ibu kandungnya ...... naudzubillah min dzalik !! .
Semoga kita termasuk anak-anak dari golongan soleh dan sholehah .... Amiiin.
AL-QUR’AN
SUMBER ILMU PENGETAHUAN
الحمد
لله العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن لا إله
إلا الله وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى
آله وصحبه أجمعين {أما بعد}
WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG
DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert Einstein, seorang ilmuan
terbesar abad ke-20 menyatakan, “Religion without science is lame and
science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan
ilmu tanpa agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya
mendorong studi ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan
tepat guna, karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan melalui agama.
Alasannya adalah, karena agama merupakan sumber tunggal yang menjadikan jawaban
pasti dan akurat.
Selain daripada itu, kalimat ini
juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tanpa panduan agama tidak dapat
berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam mencapai hasil
tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang
meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang
kemudian memunculkan pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang
sistemik, tidak hanya berdimensi theological, ritual, dan mistical tetapi juga
berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Islam adalah
agama yang disampaikan oleh Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui
wasilah Malaikat Jibril as. agar disyiarkan kepada seluruh makhluk di dunia
ini, dan karena Islam merupakan ajaran yang ilmiah, maka Islam memilki panduan
yang sempurna yakni al-Qur’an. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam
menyatakan, “Islam is the father of all the science and al-Qur’an is the
book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan
al-Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui
penjelasan ini, maka pada kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang
“AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN” dengan rujukan al-Qur’an surat
Ibrahim ayat 1 :
الر
ج كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ
الْحَمِيدِ (1)
Artinya : “Alif laam raa. (Ini
adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari
gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)
menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab,
di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa penjelasan tentang pentingnya
al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan bentuk jamak untuk
kata (الظلمات) yang berarti aneka gelap, sedang (النور) dengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk
mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam serta beraneka
ragam dan sumbernya pun banyak. Setiap benda pasti mempunyai
bayangan, dan bayangan itu adalah gelap, sehingga gelap menjadi banyak, berbeda
dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan tidak pernah memberi
gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai
penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa antara al-Qur’an
dengan ilmu pengetahuan terdapat hubungan yang saling mengikat. Malik bin Nabi
di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi al-Firy al-Hadits,
menulis “Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan masalah, serta sekumpulan metode
yang dipergunakan menuju tercapainya masalah tersebut.” Ini menunjukkan bahwa
kemajuan ilmu pengetahuan tidak dapat dinilai dengan apa yang dipersembahkannya
kepada masyarakat, tetapi juga diukur dengan wujudnya suatu iklim yang dapat
mendorong kemajuan ilmu pengetahuan itu termasuk al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan firman Allah
yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah kitab yang telah diturunkan
oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an adalah kitab terakhir
dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, sains akan
berkembang cepat hanya apabila dituntun oleh al-Qur’an, dan mengambil kebenaran
darinya. Karena, hanya dengan demikian sains mengikuti jalan Allah.
Ketika jalan yang bertentangan dengan agama diambil, para ilmuan menyia-nyiakan
waktu dan sumberdaya, serta menghalangi kemajuan sains. Demikianlah menurut
Harun Yahaya dalam The Qur’an Leads the Way to Science.
Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan
umat Islam saat ini? Data Badan Penelitian International menyebutkan, Israel
yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk memiliki 1600 pakar pengetahuan,
Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta penduduk memiliki 160 pakar
pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene mayoritas muslim terbesar di
dunia, dalam 1 juta penduduk hanya memilki 65 pakar yang muslimnya hanya 6
orang. Oleh karenanya, dalam bidang sains dan teknologi, kita masih jauh
tertinggal oleh bangsa-bangsa lain. Kita jauh tertinggal dengan Amerika yang
Protestanis, kita jauh tertinggal oleh Korea yang Konfusianis Taois, bahkan
kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budhis Taois. Padahal 14 abad yang lalu
kita telah diperintahkan untuk membaca dan menggali ilmu pengetahuan. Bacalah
al-Qur’an supaya hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur,
dan baca diri kita agar hidup tidak takabur, sebab membaca dalam Islam harus
dibarengi dengan serta diimbangi dengan :
بِاسْمِ
رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Dengan (menyebut) nama Tuhanmu
Yang menciptakan”
Akantetapi, untuk dapat memahami
dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari firman-firman Allah di
dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-Qur’an dan ilmu
pengetahuan, serta mengambil manfaat darinya untuk menjadikannya sebagai sumber
ilmu pengetahuan, maka salah satu yang harus dilakukan adalah dengan dapat
memahami al-Qur’an secara tekstual terlebih dahulu, yakni memahami al-Qur’an
dari segi kebahasaan, dan bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab. Sebagaimana
Allah berfirman di dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 113 :
وَكَذَلِكَ
أَنْزَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ
لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا (113)
Artinya : “Dan demikianlah Kami
menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan
berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau
(agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an
Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
firman Allah di atas adalah :
ما
حذروا به من أمر الله وعقابه ووقائعه بالأمم قبلهم
“Apa yang diperingatkan kepada
mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan ketetapan-ketetapannya
terhadap umat-umat sebelum mereka.”
Jika kita perhatikan secara
sekasama, maka kita dapatkan bahwa ayat di atas menjadikan kehadiran al-Qur’an
bagi umat manusia mengandung salah satu dari tujuan pokok :
- Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab suci tersebut menimbulkan niali-nilai ilmiah bagi mereka, sehingga mereka dapat terhindar dari siksa duniawi dan ukhrawi.
2.
Menimbulkan pengajaran atau pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka
untuk berpikir dan ingat sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa.
Demikianlah menurut Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Hadirin, memperhatikan penjelasan
tersebut, maka jelaslah bahwa al-Qur’an benar-benar merupakan sumber ilmu
pengetahuan, hal ini juga bisa dilihat dari ditemukannya kata-kata ilmu dalam
berbagai bentuknya di dalam al-Qur’an yang terulang sebanyak 854 kali. Di
samping itu, banyak pula ayat-ayat al-Qur’an yang menganjurkan untuk
menggunakan akal pikiran, penalaran dan sebagainya. Untuk itu, tiada yang lebih
baik dituntut dari suatu kitab agama menyangkut bidang ilmu kecuali
anjuran untuk berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan yang
membatasainya menambah pengetahuan selama dan di mana saja ia kehendaki.
Pada akhirnya kami mengajak…Wahai
saudara-saudaraku orang Semendo “ayo kite jadikah al-Qur’an kandik pedoman
hidup”, wahai saudara-saudaraku orang Sunda “Hayu urang sami-sami
ngajanten keun al-Qur’an kanggo tuntunan kahirupan urang”, wahai
saudara-saudaraku orang Lampung “Lapah gham jadikon al-Qur’an sebagai
pegungan ughi’ ”, wahai saudar-saudaraku orang Solo “Sumonggo kulo lan
panjenengan dadosaken al-Qur’an kagem tuntunangin gesang”, wahai
saudara-saudaraku orang Prancis “Allez utilisez I’al-Qur’an pour le guide de
notre vivre”, wahai saudara-saudaraku orang Jepang “Jaa al-Qur’an wa wa
watashitachi no kyoukashou ni narimashoo”.
Demikianlah yang dapat kami
sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya :
والسلا
م عليكم ورحمة الله وبرمكاته
GAMBARAN UMUM TEORI MUSABAQAH SYARHIL QUR’AN
GAMBARAN UMUM TEORI MUSABAQAH SYARHIL QUR’AN [MSyQ]
A. Secara Umum Tentang Teks.
1. Bagian Muqaddimah.
a.
Kefasihan Bacaan Salam
b.
Kefasihan Bacaan Muqaddimah ;
1)
Hamdalah
2)
Shalawat dan Salam Terhadap Nabi
c.
Kebenaran Bacaan Muqaddimah
d.
Mensifati Hamdalah Atau Menyebut Dalil al-Qur’an dan al-Hadits
e.
Mensifati Hamdalah Dengan Topik yang Ada
f.
Ungkapan Sapaan Kepada Audiens (Jama’ah)
g.
Mengemukakan Latar Belakang / Pengantar Pembahasan
2. Bagian Isi.
a.
Menjelaskan Konsep Utama Dalam Ayat
b.
Relevansi Ayat Dengan Isi
c.
Mengemukakan Maksud Ayat Secara Global
d.
Kefasihan Dalam Membaca Istilah Yang Berbahasa Asing
e.
Menyebutkan Rujukan Bacaan
f.
Memperkaya Analisis Dengan Dalil Al-Qur’an, Hadits, Peribahasa dan Sya’ir
g.
Menuangkan Asbab An-Nuzul Ayat dan Asbab al-Wurud Hadits
h.
Menunjukkan Isi Ayat Dengan Problem Kekinian Yang Dihadapi Jama’ah
i.
Memberikan Contoh
3. Sistematika Penggunaan Bahasa.
a.
Pendekatan Deduktif ( Umum Ke Khusus )
b.
Pendekatan Induktif ( Khusus Ke Umum )
c.
Bergantian Deduktif dan Induktif
d.
Penggunaan Bahasa Yang Baik, Benar, dan Etis
B. Secar Umum Tentang Intonasi,
Aksentuasi, Gaya dan Mimik.
- Intonasi dan Aksentuasi.
a.
Menanjak
b.
Menurun
c.
Bergantian Menanjak Dan Menurun
d.
Datar
e.
Kesesuaian Volume Suara Dengan Maksud Isi Khutbah
f.
Daya Tarik Persuasif (bersifat membujuk secara halus agar menjadi yakin)
2. Gaya dan Mimik ;
a.
Kesatuan Yang Utuh (Integritas) Antara Laga Dalam Penampilan Yang Memancarkan
Kewibawaan Dan Kejujuran
b.
Model Tampilan Pakaian Yang Dikenakan
c.
Keserasian Tampilan Gerak Bahasa Tubuh Dengan Maksud Isi Paparan Khutbah
d.
Ekspresi Kejiwaan
e.
Daya Tarik Persuasif (bersifat membujuk secara halus agar menjadi yakin)
C. Evaluasi Khutbah Dalam Latihan.
1.
Bertanya Dengan Orang yang Mendengarkan
2.
Rekaman Suara
Langganan:
Postingan (Atom)